Malinau, desapedia.id – Curah hujan yang tinggi di sejumlah wilayah Kabupaten Malinau sejak Sabtu (15/5) lalu telah mengakibatkan tiga sungai di Malinau yaitu Sungai Funu, Sungai Kenipe dan Sungai Malinau meluap. Akibatnya, ada 13 desa di 3 kecamatan terendam banjir parah 3 hingga 4 meter pada Minggu (16/5) lalu.
Banjir bukan hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga telah membuat sejumlah jalan utama tergenang. Bahkan, banjir ini juga membuat akses dan jaringan komunikasi warga terputus.
Penanganan banjir saat ini terus dilakukan oleh berbagai pihak pemerintah, bantuan bagi warga yang bermukim di 200 unit rumah juga terus berdatangan.
Salah satunya adalah dari Wakil Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Fernando Sinaga yang mengirimkan ribuan paket sembako untuk korban banjir yang merendem 13 desa di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.
Ribuan paket itu dibagikan oleh para relawan Fernando Sinaga ke berbagai desa yang paling terdampak dan paling awal terendam banjir di Kabupaten Malinau, yaitu Desa Long Bisai, Desa Paking, Desa Long Berang, Desa Long Mekatip dan Desa Long Simau.
“Saya juga memberikan bantuan yang akan didonasikan melalui Komunitas Literasi Intelektual Perbatasan yang selama ini penggeraknya adalah anak–anak milenial di Malinau Kota”, ujar Fernando dalam siaran persnya pada Rabu (19/5).
Fernando yang juga anggota DPD RI daerah pemilihan Provinsi Kalimantan Utara ini mengatatakan, tingginya curah hujan di Malinau yang kemudian menyebabkan banjir besar di 13 desa hendaknya menjadi evaluasi Pemerintah Kabupaten Malinau dan Pemerintah Provinsi Kaltara terhadap model pembangunan di Malinau selama ini yang mungkin saja telah menyebabkan kondisi ekologi yang sudah darurat lantaran alih fungsi hutan.
“Curah hujan tinggi itu memang sebuah siklus. Tetapi dampaknya bisa diminimalisir jika model pembangunan daerah mengedepankan sosial ekologi”, tegas Fernando yang juga anggota Badan Pengkajian MPR RI ini. (Red)